Asa Sang Ara (Novel Santri) Part 5

 

‘’Emang calon abang tuh siapa sih? Perasaan gak ada deh’’ Celetuk Zara dengan polosnya sambil memendang jenaka kearah Ustadz Hasan yang sedang menunduk. Ia menggaruk tengkuknya lalu nyengir kearah Abah dan Ummi.

‘’Hehe maaf ya Abah Ummi tadi Hasan bohong kalo Hasan udah punya calon, tadi niat nya mau nge prank tapi keburu di bonkar sama Zara’’Semuanya sontak tertawa mendengar penuturan Ustadz Hasan barusaja, termasuk aku yang tersenyum sambil menghembuskan nafas lega karena pada kenyataannya dia belum mempunyai calon untuk ia nikahi nanti.Entahlah aku seperti mendapat kan kesempatan untuk bias memilikinya,walaupun aku tidak terlalu yakin akan hal itu.Sedangkan ia hanya menunduk malu menyembunyikan wajahnya yang kini merah padam.

‘’Ada ada aja kamu Hasan Hasan mbok yo kalo gak punya tinggal bilang aja gak usah pake prank prank an gitu’’Sedangkan Ummi hanya geleng geleng epala melihat tingkah anak ke duanya itu.

‘’Ya sudah kalau begitu isma sama reza pamit dula Abah Ummi soalnya masih banyak urusan di rumah’’Pamit ayah yang di angguki oleh abah lantas ayah dan bunda pun menyalami keduanya.Lalu kami keluar dari rimah abah.

‘’Zhar jagain adiknya ya ayah sama bunda pulang  dulu,kami nitip Ara sama kamu’’ Perintah bunda yang langsung di angguki oleh abang.

Aku langsung menghampiri Zara lalu kami berdua menuju kamar,setelah ayah dan bunda pamit pulang dan bang azhar sudah kembali ke kantor.kami lantas duduk di tepi ranjang setelah sampai dikamar yang Nampak sepi dan Nampak berantakan karena sudah lama di tinggal lama oleh pemiliknya.

‘’menurut kamu hal apa yang paling berharga di hidup kamu?’’entah apa awalnya tiba tiba  saja pertanyaan keluar begitu saja dari mulutku.Zara mennatapku sekilas lalu duduk di kuursi belajar yang berada tepat di samping ranjang.

‘’kalo menurut aku sih hal yang paling berharga di hidup aku tuh orang tua dan ilmu’’lalu ia menghela nafasnya pelan ‘’kamu tau kenapa?’’aku menggekeng pelan’’karena orang tua yang udah ngerawat aku dari kecil dan sabar ngadepin segala sikap aku nerima segala kekurangan  aku dan gak ngumbar kejelekan aku,dan ilmu adalah sesuatu yang akan membawa aku ke jalan yang lebih baik dan yang mampu ngerubah aku jadi orang yang lebih berguna nantinya’’.jelasnya lalu tersenyum kearah ku.aku pun balas tersenyum ke arahnya.

‘’tapi kalo kata alu sih yang paling berharga adalah Allah dan keluarga,karena menurut aku kita gak akan pernah ada tanpa adanya Allah,dan aku gak akan jadi seperti ini tanpa adanya keluarga, karena keluarga itu segalanya.dan keluarga juga yang yang sudah ngasih aku banyak ilmu,dan aku bangga karena udah jadi bagian dari keluarga besar pesantren ini’’ ucapku tulus lalu menatap zara yang tersenyum manis kearahku.

‘’ra kalo suatu saat ada yang minta kamu buat jadi teman hidup seseorang, sedangkan posisimu sedang mencintai orang lain dan itu adalah permintaan keluargamu, apa kamu bakal nerima atau bakal nolak?’’.pertanyaan yang di ajukan zara membuatku terdiam,apakah aku bakal terima jika aku di jodohkan?atau aku bakal nolak?batinku.aku menggeleng lemah kearah zara ‘’aku gak tau ra harus milih kata hati aku atau justru menuruti apa kata orang tua ku’’.

Zara mengangguk faham lalu tersenyum,entah apa maksud dari senyuman itu aku hanya membalasnya dengan raut wajah binging menatap tajam ke arahku.

‘’kamu tau ra kalo selama ini ada orang yang diam diam diam nyimpen rasa ke kamu ra,tapi aku gak tau kalo kamu bakal suka atau gak ke dia’’lalu ia berjalan menuju kearah ku lantas duduk di samping ku.

‘’siapa emangnya ra?’’aku menatapnya dengan tatapan bimgung, aku tidak mengerti dengan apa yang dia bilang barusan.

‘’abang ku’’ucapnya lirih sambil terus tersenyum ke arahku lalu pergi ke luar kamar.

Abang nya yang mana?ustadz faiz atau ustadz hasan?entahlah aku tidak mau memikirkannya lebih panjang lagi.karena badanku yang begitu lelah aku membaring kan badanku lantas aku pun terlelap.

 

Posting Komentar

0 Komentar