Asa Sang Ara (Novel Satri) Part 4



‘’Ngapain bang’’tanyaku  bingung melihat dia yang tiba tiba saja ada di sampingku.

‘’Di panggil bunda sama ayah Ra’’ ucap nya”Sekalian kamu San di panggil sama abah’’lanjut nya sambil menunjuk ustadz Hasan dengan dagunya.

 

’Iya bang’’ucap ku sambil menganggukkan kepala lalu berdiri tepat di samping bang Azhar.Sedang kan Ustadz Hasan hanya menganggukkan kepala sekilas lalu melenggang pergi dari kantor,meninggalkan aku dan Bang Azhar berdua di kantor.

 ‘’Kenapa dia bang?’’tanyaku. Ia hanya mengedikkan bahunya acuh. Aku hanya menghembuskan nafas kesal melihat tingkahnya.’’Yok’’ Ajaknya seraya menarik tangan ku dan aku hanya pasrah terhadap ajakannya.

‘’Assalamualaikum’’Ucap ku dan bang azhar bersamaan saat memasuki rumah Abah.

‘’Waalaikumsalam’’terdengar jawaban salam dari dalam ruang tamu yang terlihat ramai,dan benar saja saat kami berdua masuk ke  ruang tamu Abah dan ummi ternyata sudah ada Ayah Bunda Zara-anak abah dan ummi-juga ustadz Hasan di sana,yang sedang asyik mengobrol.

 ‘’Nah ini dia yang di tunggu tunggu akhirnya datang juga, sini Ra duduk di samping ummi’’.titah ummi sambil melambaikan tangan nya kearah ku,aku pun duduk di samping ummi sedangkan abang duduk di sampimg Ayah.

‘’Ara apa kabar nak?’’.Tanya ummi sembari mengelus lembut pucuk kepalaku.

 ‘’Alhamdulillah baik ummi,kalo Ummi sendiri apa kabar?’’.tanyaku lembut sambil menatap manic mata teduh milik ummi.Sedangkan ummi hanya tersenyum teduh kearah ku sambil mengannggukkan kepala.’’Alhamdulillah kabar Ummi baik sangat baik’’.Jawab nya.

 ‘’Ara habis lulus sekolah di sini mau lanjut untuk mengajar atau lanjut kuliah di luar,Za?’’tanya abah kepada Ayah dengan senyuman yang teduh menatap kearah ku.

‘’Insyaallah habis lulus dari sini mau lanjut kuliah di Kalimantan,boleh kan bah?’’.tanya Ayah meminta persetujuan Abah

‘’Kalau itu yang terbaik buat Ara ya nggak papa.Kita gak akan larang,bukannya kita sebagai orang tua tidak boleh melarang anaknya untuk memilih masa depan’’jawab Abah yang dibalas senyuman serta anggukan dari Ayah.

 ‘’Emang Ayah mau masukin aku ke universitas apa? Kok Ara gak tau kalo Ayah mau masukain Ara kuliah apalagi kuliah nya di Kalimantan kan jauh banget dari sini’’.Protesku tidak terimaatas keputusan Ayah yang semena mena terhadapku.

‘’Iya iya Ara maafin Ayah ya,Insayaallah Ayah mau masukin kamu kuliah di UBT Ara mau kan?nanti sama Zara juga,iya kan Zara?’’tanya ayah kepada Zara meminta persetujuan nya,yang dibalas anggukan dan senyuman oleh gadis itu.

‘’Iya Ra aku juga kuliah disana kok kamu mau kan kuliah disana sama aku?’’. Aku hanya menjawabnya dengan senyuman mendengar ucapan Zara,ternyata aku tidak sendirian di sana.

‘’Isma sama Reza yakin mau masukin Ara di Universitas yang sama kaya Zara?’’ Tanya abah meyakinkan Ayah dan Bunda, entah lah dari tatapannya mereka seperti kurang yakin terhadap keputusan mereka berdua .’’Insyaallah kami yakin, Abah Ummi sekalian biar Zara juga ada temannya di sana iya kan Ra?’’jawab Ayah sembari melirik ke arah Zara dan lagi lagi di balas anggukan oleh nya. ‘’Ara juga gak papa kan kuliah di sana? Kan di sana juga ada Om Fatur sama tante Laras’’ bujuk ayah kepada ku sedangkan aku hanya tersenyum simpul dan mengangguk sekilas.

‘’Kalo Azhar sendiri mau lanjut ngajar di sini atau mau langsung Nikah?’’ Goda abah terhadap bang Azhar yang sedari tadi hanya diam mendengar kan obrolan kami.Ia sedikit tersentak dengan pertanyaan abah yanmg tiba tiba.

‘’Hehe….Gak tau Abah masih bingung kayanya mau lanjut ngajar dulu aja sambil nunggu orang yang cocok’’jawabnya sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.Aku hanya tersenyum menggoda melihat ekspreksi salting nya.

‘’Ya di cari atuh jangan nungguinnya aja,harus ada usahanya juga dong Zhar’’nasihat Ummi terhadap abang yang sedari tadi hanya menunduk.dan ia hanya menjaeabnya dengan anggukan kepala.

‘’Kalo Hasan sih gimana udah ada calonnya?’’ Kini giliran Bunda yang bertanya kepada ustadz Hasan .

Ia berdeham pelan lalu memperbaiki posisi duduknya menjadi tegak saat akan menjawab pertanyaan dari Bunda.’’Alhamdulillah udah ada kok tante’’semua orang tercengang saat  ia menjawab dengan enteng nya tanpa tau perasaan ku saat ini seperti apa.Sakit?Tentu saja sangat sakit tapi ya mau gimana lagi?ini sudah menjadi keputusannya,lalu aku bias apa?

‘’SIAPA HASAN?’’Tanya mereka serempak saat mendengar jawaban spontan yang di lontarkan oleh ustadz hasan.



Lanjut part 5 yah

Editor : Bang bull

Posting Komentar

0 Komentar