Prolog
“Niko kamu dari mana saja tadi malam...?” Toni ayah Niko mulai bersuara, Niko tidak
menjawab pertanyan ayahnya itu , dia malah melangkah sedikit cepat menaiki anak
tangga kamarnya
Sesampainya dikamar, ia lanung masuk kamar mandi untuk
membersihkan tubuhnya yang berlumur darah bercampur keringat. Setelah selesai
ia pergi duduk diujung ranjang kasuurnya yang berantakan
“ Gue males diatur-atur bookap mulu” gumamnya dalam hati, seraya mengacak-acak
rambutnya dengan wajah penuh frustasi
“Niko....!” Teriak seseorang dari bawah, Niko yang mendengar
suara itupun langsun menuruni anak tangga, Sebenarnya ia sudah faham betul
suara yang selalu membuat sakit gendang telinganya itu, tak lain itu suara Bi
Imah,seorang asisten rumah tangga yang cukup lama bekerja dirumah Niko, bahkan
semenjak niko berusia Enam tahun,hingga kini ia berusia 17 tahun.
Karena ibu Niko sudah meninggal saat Niko berusia Lima tahun,
jadi pekerjaan rumah seperti membersihkan kamar dan menyiapkan segalakeperluan
Niko dan ayah dilakukan oleh Bi Imah.
“Niko ...!” Suara itu lagi, bukanya menyahut, Niko malah
terus berjalan tanpa menghiraukan apapun didepanya, Ia hempaskan tubuhnya
dikursi yang berada didepan Bi Imah, dan dihadapanya sudah tersaji sepotong
roti dengan selai nanas dan susu dalam gelas.
Bi Imah itu sudah seperti ibunya sendiri bagi Niko, Karena
semenjak ibunya meninggal Bi Imahlah yang mengasuh Niko hingga kini.
“Niko ...? “ Suara Bi Imah membuayarkan lamunan Niko
“Tadi malam kamu darimana ...?” Tanya Bi Imah sambil membelai kepala Niko.
“Tawuran” Jawabnya dengan singkat, ia beranjak dari duuduknya
dan mencium punggung tanan Bi imah sambil niko berbisik lirih “Bi jangan
tinggalkan Niko yah” sembari berjalan pergi menggarah pintu keluar.
Melihat sikap niko yang aneh Bi Imah membatin dalam
bingungnya “ Apa yang sedang terjadi padanya...?” “Aneh sekali...!” Gumamnya
dalam hati
0 Komentar